Jumat, 20 Desember 2013

KISAH SUKSES PENDIRI GOOGLE

Kali ini kita akan membahas kisah sukses pendiri google, pada posting sebelumnya saya sudah memaparkan tentang Sejarah Blogspot
Banyak kisah menarik dari awal berdirinya google sampai menjadi sebuah perusahaan besar . Buku karangan David A. Vise dan Mark Malseed dengan judul ‘Kisah Sukses Google’ terbitan Gramedia banyak mengungkap kisah-kisah awal mula mesin pencari Google terbentuk hingga sejumlah rintangan yang harus dihadapi dalam oleh para pendiri Google yaitu Larry Pages dan Sergey Brin dalam rangka mewujudkan impian mereka. Mungkin anda belum tahu bahwa istilah Google adalah istilah yang salah tulis. Sebenarnya awal mulanya adalah diberi nama Googol yang berarti angka yang sangat besar yaitu angka satu dan diikuti dengan 100 angka nol dibelakangnya. Karena sudah terlanjur didaftarkan sebagai nama domain mereka, maka nama google adalah nama yang dipakai sampai sekarang.
Sergey Brin dan Larry Page ( dua pendiri Google)
Buku seharga 75 ribu dan setebal 370 halaman ini memuat cerita-cerita menarik yang bias kita ambil manfaatnya yaitu:
1. Semangat kerja keras dan pantang menyerah
Pada awal mula Google berdiri, Larry dan Sergey harus mengumpulkan komputer-komputer bekas untuk memenuhi kebutuhan server mereka. Mereka rela bekerja di garasi yang mereka sewa dan bekerja disana siang dan malam.
Ketika mesin pencari yang mereka berhasil dan sukses dibandingkan dengan saingan mereka, tidak serta merta kesuksesan financial ada pada pihak mereka. Pada mulanya Google pernah ditawarkan ke Altavista seharga satu juta dollar tetapi ditolak. Dan pernah juga ditawarkan ke Yahoo tetapi ditolak juga, padahal sekarang Google adalah penyuplai data terbesar ke Yahoo untuk menyediakan data kedalam mesin pencarian mereka.
Juga ketika mereka sudah mendapatkan modal tidak serta merta Google langsung mendapatkan keuntungan. Lebih dari 1 tahun google tidak menghasilkan apa-apa. Baru seteleh ditemukannya system periklanan baru dalam mesin pencarian mereka, Google mulai menghasilkan banyak uang ke pundi-pundi mereka.
2. Kumpulkan pengguna baru kumpulkan uang
Ini menurut saya adalah strategi yang paling bagus yang mereka ambil. Google tidak pernah memungut biaya untuk menggunakan mesin pencari mereka. Mereka bebas memakainya. Seperti teleivisi dan radio,semua bebas menikmatinya. Semakin banyak penggunanya semakin banyak pula pemasang iklan yang akan meminatinya, dan inilah yang telah dilkukan Google. Tidak seperti vendor-vendor lainnya yang mengharuskan membayar sekian dollar untuk produk-produk mereka ,tetapi Google mengratiskannya. Seperti Google Destop dan Google Earth yang bebas untuk dipakai oleh siapa saja.
3. Inovasi tiada henti
Google adalah tempat para pakar memikirkan bagaimana memecahkan masalah terlebih dahulu baru kemudian memikirkan produk. Baru setelah produk jadi mereka boleh bingung bagaimana menjual produk mereka.
4. Hargai karyawan
Ini adalah keputusan yang hebat lainnya yang diambil para pendiri Google dalam rangka menciptakan suasana kerja di tempat mereka yang sering disebut Googleplex. Di kantor Google, para programmernya masih sempat bermain bilyard,para assistennya masih sempat makan cemilan. Bahkan Google menyediakan koki khusus untuk menyiapkan makan siang mereka. Tiap hari selalu ada menu istimewa.
Semua karyawan diberlakukan seperti keluarga, makan siang gratis, minuman keseatan cuma-Cuma, layanan binatu, peñata rambut, dokter umum, dokter gigi, tukang cuci mobil, tempat penitipan anak, fasilitas kebugaran lengkap dengan pelatihnya,tukang pijat.
Sarana dan prasarananya juga dibangun seperti volley pantai, futsal dan hoki sepatu roda. Untuk antar jemput karyawannya Google menyediakan bis antar jemput yang dilengkapi internet wireless dengan akses cepat. Jadi sewaktu-waktu para programmernya bisa langsung kerja.
5. Don’t be evil
Apa yang membedakan Google dengan mesin-mesin pencari lainnya adalah kejujurannya. Jika mesin pencari lainnya pada mulanya adalah hasil pencarian yang menduduki rangking paling atas adalah yang membayar yang paling tinggi, sedangkan Google tidak. Hasil pencarian Google yang menduduki paling atas adalah situs-situs yang paling banyak direferensikan oleh situs-situs lainnya. Sistem ini disebut PageRank (mungkin diambil dari nama belakang dari Larry Page).
Google selalu memisahkan antara hasil pencarian Google sendiri dengan iklan-iklan yang ada keterkaitannya dengan pencarian.
Dalam sejarah penemuan kapitalis yang kaya raya, Thomas A. Edison membutuhkan waktu seperampat abad untuk menemukan bola lampu, Alexander Graham Bell memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembaangkan telepon. Henry Ford memerlukan waktu 10 tahun lebih untuk menemukan methode perakitan mobil sehingga bias dijual secara masssal,Thomas Jr harus bekerja keras juga bertahun-tahun supaya IBM dapat meluncurkan computer modern, tetapi Google hanya memerlukan waktu 5 tahun!.
dalam versi majalah forbes, pendiri google memilki kekayaan 14,1 dan 14
billion dolar, mereka berusia 33 tahun sekarang dan menjadi orang
terkaya 12 dan 13 di Amerika
Kisah Sukses Google : ‘The Google Story’ 2005.
Kisah
Sukses Google : ‘The Google Story’ 2005 ditulis oleh David A.Vise
-Penulis Pemenang Pulitzer Prize- bersama Mark Malseed yang
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, Tahun 2006.
Penulis memulai uraian buku pada Bab I yang bertajuk ‘Pengabaian Sehat
untuk yang Mustahil’ yang mengisahkan ketika kedua pendiri Google Larry
Page dan Sergey Brin tengah melakukan semacam kuliah umum dan tatap
muka dengan siswa SMA unggulan di suatu tempat di Negeri Israel pada
suatu masa pada tahun 2005 saat Google tengah mendaki puncak sukses
bisnis dan dalam kurun waktu tidak berapa lama lagi dipandang akan
mampu melewati kekayaan dan kejayaan Microsoft-nya Bill Gates yang
selama lebih dari satu dekade terakhir menjadi perusahaan IT yang
paling kaya sedunia.
Penulis menggarisbawahi bahwa keunggulan Google dibanding Microsoft
sang raksasa penguasa dunia piranti lunak masa kini, adalah kenyataan
bahwa kiprah bisnis Google berjalan diatas 2 pijakan yakni dunia piranti
lunak
—dengan algoritma mesin pencarian inovatif model Page Rank System—
serta dunia perangkat keras —yakni ribuan server komputer rakitan sendiri
yang amat efisien dalam konsumsi daya namun berkemampaun kinerja amat
tinggi yang dijalankan dengan aplikasi antar-muka komputer hasil rekayasa
para insinyur Google sendiri—
Uraian penulis sebanyak 25 Bab lanjutan setelah bab pertama boleh
dikata berupa kilas balik ke masa lampau lalu meruntut setapak demi
setapak ke depan dalam urutan nyaris historis hingga sampai pada saat
buku terbit pertama di AS akhir tahun 2005. Masa lampau itu yakni tahun
1998 saat mana dua serangkai Page dan Brin sama-sama masih berstatus
mahasiswa program studi doktoral yang kebetulan ditempatkan pada
ruangan kerja Room Gates 360 W.Gates Dept. Computer Science,
Universitas Stanford —yang tidak lain menyandang nama donatur pemberi
dana ‘sumbangan pembangunan gedung’ ialah : Bill Gates sang pendiri
Microsoft—
Seluruh 26 Bab buku pada buku setebal 336 hal ini secara khusus diberikelengkapan lampiran tersendiri, a.l: Kinerja Laporan Keuangan Perusahaan,analisa pergerakkan nilai saham Google Inc (GOOG), dan yang unik dan
istimewa yaitu lembar lampiran: GLAT – Google Lab Aptitude Test !
Setiap pembaca yang mampu mencetak skor tinggi dalam test GLAT dapat
mengirimkan hasil testnya ke Googleplex Campus di Mountain View, CA, USA.
Selebihnya : “If You are Brilliant, We’ll hire You “.
Google —atau tepatnya /googol/
adalah sebuah kata yang mendefinisikan
bilangan teramat besar : angka 1 diikuti 10 pangkat 10 dibelakangnya yang
dipandang pas sebagai nama perusahaan yang berkiprah di bidang mesin
pencarian informasi yang jumlahnya segunung di dunia Internet.
“Angka 100″ sendiri agaknya menjadi semacam angka keberuntungan bagi dua
serangkai Brin dan Page ketika bersama-sama merintis Google.Inc.
Google.com mulai ditampilkan ke dunia global lewat Internet setelah
memulai dengan rata-rata 100.000 permintaan pencarian per hari yang
dilakukan awalnya terbatas di kalangan internal ilmuwan Universitas
Stanford tahun 1998. Jumlah AS $ 100.000 juga merupakan modal awal pertama
yang diperoleh Google.com dari salah satu penyandang dana selaku
‘/angel investor/
Dan pada Top-100 PC Magazine tahun 1998 itu pula nama
“google.com” mulai mampu masuk menerobos jajaran dot-com terkemuka sejagat.
Beberapa bab yang menarik dicermati benar-benar, yakni uraian perihal
‘Ekonomi Google’ maupun bab pembahasan saat Google.Inc ‘Go Public’.
Sukses Google dalam bisnis mesin pencarian yang sedemikian fenomenal,
dengan pemasukan utama lewat model bisnis iklan : “/sponsored links/
Model yang benar-benar menjadi cara jitu beriklan secara efisien namun
tidak mengganggu kenyamanan kalangan pengguna Internet.
Sukses selanjutnya Google pun ditumbuhkan oleh budaya korporasi khas
yang dikembangkan Google, a.l: pengelolaan bisnis model laksana
layaknya aktivitas kampus ( a’la Stanford ), menggairahkan budaya
inovatif dengan jalan mempersilahkan pegawai untuk bebas menggunakan
20% waktu kerja untuk mengembangkan proyek sesuai minat masing-masing,
melaksanakan budaya bisnis dengan terus-menerus dan konsisten terhadap
nilai-nilai “Don’t be Evil”. Itulah pasalnya Google tidak pernah
menampilkan iklan ‘terlarang’ di situsnya yakni; iklan rokok, alkohol
minuman keras, dan senjata api.
Sebagaimana halnya ‘tak ada gading yang tak retak’ maka tidak selamanya
Google,mampu melewati segala batu sandungan. Yang terungkap di dalam buku tentunya,langkah pihak Humas Google.Inc yang pernah mem-”/black-list/” wartawan
C|NET untuk sekian bulan, ketika salah satu Penulis C|NET dianggap
mengungkap
kekayaan salah satu CEO Google tanpa izin. Yang pada sisi ironis-nya
sang Penulis
berhasil mengungkapkan informasi besaran tersebut dengan jalan menggunakan
kecanggihan mesin pencari Google.com sendiri.
Salah satu sisi yang tak terungkap berkaitan dengan uraian dalam
“Syndrom China” adalah bagaimana Google ‘terpaksa menyerah’ terhadap
tekanan Pemerintah China guna melaksanakan sensor atas hasil pencarian
Google.com yang diperuntukkan bagi pengguna Internet di Negeri China.
Suatu hal yang sesungguhnya sama sekali bertentangan dengan prinsip
dasar Google.com untuk menampilkan hasil pencarian informasi sama apa
adanya bagi setiap orang di segenap penjuru jagat, termasuk segala
informasi tentang demokratisasi yang terlarang bagi China.
Bagaimana pun membaca buku ini sampai selesai adalah menarik, hingga
sampai pada rencana mutakhir yang menggambarkan uraian bidang lahan
arahan masa depan dimana keunggulan daya komputansi Google akan
berkiprah : pendayagunaan data digital peta genetika manusia hingga
dapat dipergunakan setiap orang untuk kepentingan kesehatan
masing-masing seketika pada setiap saat.
Kisah Sukses Google, David A Vise dan Mark Malseed, Gramedia Pustaka
Utama, xix + 361, Agustus, 2006
SUDAH sekitar satu dekade Microsoft tidak menemukan lawan setimpal
di ranah bisnis internet dan komputer. Tak terlintas dalam pikiran Bill
Gates bahwa lawan setimpal itu akhirnya muncul dari dua sosok anak
muda, Larry Page dan Sergey Brin. Dua anak muda yang suka pesta dan
makan enak itu, kini membetot seluruh sumber daya Microsoft.
Page dan Brin adalah dua pendiri mesin pencari Google. Dari sebuah
proyek penelitian tingkat doktoral di Universitas Stanford, pertengahan
90-an, kini mesin pencari Google menjelma menjadi megaproyek.
Tahun 1998, Page dan Brin berhasil meyakinkan seorang investor yang
bersedia menanamkan modal US$100 untuk pengembangan mesin pencari yang
belum punya nama. Semua itu diperoleh setelah Page dan Brin dicibir
beberapa investor dan pemilik perusahaan modal ventura di wilayah
Silicon Valley. Para investor sudah tak yakin lagi bahwa /booming/ di
dunia internet akan berulang.
Dengan modal US$100 ribu, Page dan Brin berhasil meyakinkan
kawan-kawan dan familinya untuk menanam modal hingga modalnya genap
US$1 juta. Dengan tekad, keduanya cuti sebagai mahasiswa doktoral di
Universitas Stanford dan total mengembangkan Google–sebuah nama yang
lahir karena salah ketik.
Ketika karyawan Google mencapai belasan orang, Brin meminta seorang
koki berpengalaman untuk bekerja melayani selera karyawan yang
‘dijajah’ oleh McDonald. Brin dengan optimistis mengatakan, Google akan
berkembang pesat dan menjadi tempat bekerja bagi ribuan orang tecerdas
di muka bumi. Sang koki sangat bersemangat hingga akhirnya tahu bahwa
kantor di Google tidak ada dapur. Ia akhirnya mundur teratur dan
menganggap Brin hanya membual (hlm 220).
Ternyata Brin tidak membual. Ia hanya memamerkan sikap optimistis
kepada orang yang salah. Perkembangan Google semakin menjadi-jadi,
melebihi fantasi dan imajinasi paling liar yang dimiliki Page dan Brin.
Padahal pada 1998, untuk menentukan siapa CEO dan Chairman Google saja,
Brin dan Page memasrahkan pada hasil lemparan koin (hlm 240).
Semangat main-main, iseng, dan sekaligus serius terus mewarnai
kehidupan di kantor Google yang diberi nama Googleplex. Ruangan
Googleplex didesain meriah, dengan menempatkan camilan makanan di
tempat strategis. Beberapa karyawan bahkan hilir-mudik dengan /skateboard./
Yang lainnya asyik main biliar atau berenang. Sebagian lagi bekerja
dengan ditemani anjing kesayangan mereka. Dan yang terpenting, setiap
makan siang mereka selalu mendapat menu yang sehat dan spektakuler.
Tujuan Page dan Brin jelas. Karyawan harus ceria dan bahagia.
Ketidaklaziman di Googleplex ini menjadi buah bibir kalangan pekerja
di Silicon Valley. Dikombinasikan dengan sikap royal Page dan Brin
dalam membagi opsi saham. Secara teratur, insinyur-insinyur terbaik
yang dimiliki Microsoft hengkang ke Google. Secara berseloroh penulis
buku /Kisah Sukses Google/ mengatakan bahwa Bill Gates seolah-olah
memimpin sebuah biro tenaga kerja yang pekerjanya disalurkan ke Google.
Inilah yang membuat Bill Gates geram dan bertekad mencari cara
melumpuhkan Google. Apalagi ternyata Google mulai main api dengan
membajak karyawan Microsoft dan mulai meluncurkan lini produk yang
selama ini dikangkangi Microsoft. Yang paling mutakhir, Google
meluncurkan /browser/ Firefox menantang kemapanan Explorer.
Tapi segala cara yang ditempuh Microsoft tidak mempan menahan laju
Google. Karyawan-karyawan Microsoft tetap berduyun-duyun pindah ke
Google. Lulusan-lulusan terbaik universitas mapan di AS juga mematok
Google di daftar teratas untuk tempat meniti karier. Berkat
produk-produk barunya, semakin banyak pengguna internet yang tergantung
pada Google.
Semuanya membuat prestasi Google semakin tak terkejar oleh para
pesaingnya. Bahkan belum genap setahun mencatatkan diri di bursa saham
Nasdaq, kapitalisasi pasar Google sudah melampaui e-Bay, Amazon, dan
Yahoo! Bahkan perusahaan berusia puluhan tahun seperti McDonald, Ford,
dan Disney juga sudah dilewati Google.


Read more: http://www.hasbihtc.com/kisah-sukses-pendiri-google.html#ixzz2o5d3Y3NI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar